
Pemkab Wonosobo Gelar Rembuk Stunting Jilid II: Upaya Sinergis Penurunan Stunting
Wonosobo, (wonosobo.sorot.co)--Pemerintah Kabupaten Wonosobo kembali menggelar Rembuk Stunting Jilid II periode III untuk memastikan penguatan pelaksanaan kegiatan intervensi pencegahan dn percepatan penurunan stunting di wilayah ini. Kegiatan ini melibatkan Camat, Kepala Desa, Lurah, dan Bidan Desa sebagai langkah konsolidasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa/kelurahan. Acara ini digelar pada Senin (2/11/2023) di Pendopo Selatan.
Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kerjasama yang baik antara semua pihak adalah kunci dalam merealisasikan program pencegahan stunting secara optimal. Hal ini diharapkan dapat mencapai target penurunan stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Afif mengajak semua pihak yang terlibat dalam TPPS untuk bekerja lebih keras, berkoordinasi, berkolaborasi, menjalin konektivitas, dan memperkuat komitmen. Selain itu, ditekankan pentingnya memperkuat kemitraan dan sinergitas antar seluruh pemangku kepentingan.
Rembuk Stunting Jilid 2, merupakan salah satu amanat dari Bapak Wakil Presiden pada saat penyelenggaraan Rakornas Stunting di Jakarta, yakni daerah harus melaksanakan refleksi dan evaluasi bersama secara menyeluruh untuk menjadi rekomendasi bagi pemerintahan mendatang. Saya harap upaya konvergensi bersama ini mampu mencegah munculnya lebih banyak permasalahan stunting, jangan sampai ada kasus stunting baru di kabupaten kita, untuk mewujudkan zero new stunting,” ungkap Afif.
Bupati menekankan bahwa kinerja penurunan stunting di Wonosobo selalu mendapat pujian di tingkat nasional, dengan penurunan hingga 5,4%, melebihi capaian tingkat nasional sebesar 2,8%. Prestasi ini juga diapresiasi oleh Pemerintah Pusat. 
Bulan lalu, kabupaten kita menerima penghargaan dari Pemerintah Pusat yang diserahkan oleh Wakil Presiden, atas kinerja Pemerintah Kabupaten Wonosobo dalam menurunkan stunting dan menanggulangi kemiskinan, serta mendapatkan Dana Insentif Daerah sebesar 13 Milyar Rupiah bersama dengan 54 kabupaten/kota se-Indonesia lainnya,” ujarnya.
Meskipun angka stunting terus menurun, Bupati meminta agar upaya ini tidak boleh berhenti. Semua pihak harus meningkatkan komitmen dalam menanggulangi permasalahan stunting dan memastikan bahwa program yang telah dirancang dapat direalisasikan dengan baik.
Melalui Program Sobo Hebat Sedulur Selawase, atau Wonosobo Hebat Atasi Stunting Sehari Dua Telur Selalu Pantau tumbuh Kembang, Awasi dan Jaga Kesehatannya, Semangati Pola Asuhnya, menjadi sebuah peluang yang sangat strategis, sebagai implementasi riil konvergensi intervensi penanganan stunting, yang kita harapkan bersama dapat berhasil signifikan menurunkan angka stunting di Wonosobo,” pungkas Afif.
Ketua TPPS, Jaelan, menjelaskan bahwa kegiatan Rembuk Stunting adalah langkah penting untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting yang terintegrasi antara Perangkat Daerah penanggung jawab layanan.
Penurunan angka stunting di Wonosobo memang cukup konsisten. Saya mengharapkan komitmen, dukungan dan kerjasama seluruh lintas sektor serta komitmen dalam mendukung program aksi percepatan penurunan stunting terutama para Kades dan Bidan Desa yang langsung berperan penting.” pintanya.
Tujuan dari Rembuk Stunting Jilid II adalah menciptakan satu data penanganan stunting, mengukur progres penanganan stunting, menguatkan gotong royong penanganan stunting, dan meningkatkan efektivitas aksi penanganan intervensi spesifik dan sensitif oleh desa, kecamatan, perangkat daerah, dan stakeholder lainnya. Kegiatan ini juga bertujuan menjawab tantangan dan menciptakan solusi permasalahan penanganan dan pencegahan stunting.
Rembug Stunting kali ini lebih mengerucut lagi, dengan mengundang para pemangku kebijakan dibawah seperti Kades, Lurah, Bidan dan kepala Puskesmas. Periode ketiga dilaksanakan bersama 4 kecamatan yaitu kecamatan Kalibawang, Kepil, Kalikajar dan Sapuran dibarengkan dengan launching program Sobo Hebat Sedulur Selawase,” jelas Jaelan.
Jaelan juga mengenalkan Program Sobo Hebat Sedukur Selawase, yang fokus pada penanganan stunting pada balita melalui intervensi spesifik berupa pemberian nutrisi lewat terapi protein hewani dari telur. Program ini diharapkan dapat menekan laju penurunan stunting di Wonosobo.
Program ini diwujudkan melalui pemberian dua butir telur setiap hari kepada balita stunting di Kabupaten Wonosobo selama 90 (sembilan puluh) hari, yang menyasar 7.774 balita. Harapannya mampu mengurangi prevalensi stunting secara signifikan,” tuturnya.
Namun, Jaelan menekankan bahwa tantangan utama bukan lagi pada pengadaan telur, melainkan bagaimana memastikan bahwa telur tersebut benar-benar dikonsumsi oleh balita stunting secara utuh dan berkelanjutan selama 90 hari.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPPKBPPPA) Kabupaten Wonosobo, Dyah Retno Afif Nurhidayat, menambahkan bahwa Rembuk Stunting dijadikan momentum untuk meningkatkan kerjasama dan koordinasi dalam penanggulangan stunting yang mencakup seluruh sasaran, baik balita, keluarga, maupun masyarakat. Sinergitas antara seluruh sektor terkait yang berhubungan dengan penurunan stunting menjadi kunci dalam mencapai penurunan stunting di Wonosobo dengan cepat.
Target penurunan stunting menjadi catatan penting dan menjadi dasar dalam kegiatan Rembuk ini, dengan harapan dapat menghasilkan strategi operasional yang bisa dilaksanakan bersama-sama.
Saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam program ini, termasuk Bank Jateng Wonosobo, KORPRI Wonosobo, Persit Chandra Kirana, Pemerintah Desa, Dharma Wanita, IPeKB, Dinas Kesehatan, juga lembaga dan masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, atas kontribusinya dalam pengentasan stunting di kabupaten kita,” tutupnya.