
Masih Tinggi, Pengurus BP4 Wonosobo Diminta Ikut Tekan Angka Perceraian dan Nikah Dini
Wonosobo,(wonosobo.sorot.co)--Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Wonosobo, One Andang Wardoyo meminta kepada para pengurus Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Kabupaten Wonosobo yang baru untuk ikut mengentaskan pemasalahan banyaknya kasus pernikahan dini dan perceraian di Kabupaten Wonosobo.
Hal tersebut disampaikannya saat memberikan sambutan dalam acara pengukuhan pengurus BP4 Kabupaten Wonosobo di Pendopo Kabupaten pada Rabu (08/02/2023). Pengukuhan pengukuhan tersebut dilakukan oleh Ketua BP4 Jawa Tengah, Nur Khoirin.
Sebagai organisasi mandiri dan profesional sebagai mitra Kementerian Agama dalam mewujudkan keluarga sakinah mawaddah warahmah, maka tidak berlebihan kiranya jika saya berharap BP4 ini dapat menjadi mitra pemerintah dalam menguatkan ketahanan keluarga,” ungkapnya.
Apalagi dengan adanya kasus perkawinan usia anak yang masih cukup banyak terjadi di Kabupaten Wonosobo yakni 479 kasus pada tahun 2021. Selain itu, angka perceraian di Wonosobo yang masih mencapai angka 2.373 kasus pada tahun 2021. Tentunya BP4 memiliki tantangan yang cukup besar dalam mengentaskan berbagai permasalahan ini. 
Permasalahan ini, lanjutnya, menjadi sebuah isu penting yang berhubungan erat dengan kualitas sumber daya manusia, dimana terdapat implikasi negatif yang mengikutinya. Sebut saja stunting, pengabaian hak anak, hingga putus pendidikan, yang menjadi salah satu penyebab terhambatnya pembangunan, dimana pondasi kemajuan pembangunan adalah sumber daya manusia yang berkualitas.
Oleh karena itu, perlu upaya keras yang sinergis dari kita semua, dalam membangun keluarga yang berdaya melalui keharmonisan hubungan antara suami dan istri. Sebab, keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, tentu membutuhkan kerjasama yang setara antara suami dan istri,” jelasnya.
Dengan demikian, terlihat jelas betapa penting peran dan posisi BP4 ini, tidak hanya dalam ketahanan keluarga namun juga dalam pembangunan. Ia juga mendorong seluruh pengurus BP4 Wonosobo untuk terus meningkatkan profesionalisme, juga menggali best practice dan membangun budaya yang baik, dalam mengurai masalah perkawinan dan turunannya.
Berkembangnya kondisi zaman juga memungkinkan bertambah kompleksnya permasalahan yang dihadapi, namun saya harap hal ini tidak menjadi hambatan dan justru menjadi dorongan untuk terus mencari jalan keluar yang mutakhir,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Wonosobo, Ahmad Farid menyampaikan, adanya pengurus BP4 Wonosobo yang baru ini akan mendukung program pemerintah. Salah satunya adalah permasalahan kerentanan keluarga di Wonosobo.
Kalau pernikahan tidak berhasil maka separuh dalam hidup itu juga gagal. Karena tidak ada kenyamanan dan kedamaian di dalam keluarga, itu sendiri,” bebernya.
Menurutnya, permasalahan keluarga ini sangat penting, sehingga pihaknya kedepan akan memastikan bahwa setiap rumah tangga di Wonosobo harus kokoh. Hal ini dimulai dari anak muda yang dalam memilih jodoh harus tepat dan kualifikasinya sesuai dengan agama. Selain itu, anak muda ini harus mengetahui konsep hidup yang bahagia dan sejahtera.
Jangan sampai anak muda kita menikah hanya karena cinta saja, karena itu tidak tahan lama. Tapi kalau memiliki pemahaman sebuah keluarga, apalagi didasari nilai agama maka keluarga akan kokoh. Kalau keluarga kokoh maka masyarakat dan negara juga akan kokoh,” tandas dia.